Senin, 16 April 2012

DSR Funding di Bank Swasta Nasional

PT.purnama Mengundang rekan-rekan untuk mengikuti Interview Lansung, untuk ditempatkan sebagai Area Sales Manager Funding Bank Swasta Nasional, Membuka Peluang berkarir di dunia Perbankan Area JABODETABEK membutuhkan Kandidat sebagai :

Area Sales Manager Funding Bank Swasta Nasional

Kualifikasi :
1. Pria/Wanita Maksimal 35 tahun
2. Pendidikan Minimal, D3 (Diploma Tiga)
3. Pengalaman Area Sales Manager FUNDING PERBANKAN Minimal 1 Thn
4. Pengalaman Memimpin Tim 30-50 orang
5. Pernah Menjadi Team Leader FUNDING 1 Thn
6. Pernah Bekerja Sebagai Sales Asuransi
7. Pernah Bekerja Sebagai Sales Pharmacy
8. Komunikatif dan Persuasif
9. Berpenampilan Menarik, Rapih & Bersih

Benefit :
1. Basic Salary Negotiable
2. Insentif & Bonus, (tidak dibatasi/unlimited)
3. JAMSOSTEK
4. Jenjang Karir Untuk Karyawan Tetap

Datang Langsung WALK INTERVIEW
SENIN Sampai KAMIS,
JAM, 10:00 Pagi Sampai 14:00 Sore
Up Bpk.oki, Lantai.3

Membawa Cv&Lamaran lengkap
atau kirim cv by email : arif.shamsudin@permataindonesia.com
Cantumkan Kode Posisi Lamaran "ASM-FUNDING"

PT.PERMATA INDONESIA
JL.Raya sawangan
depok
(Dekat rumah sakit bhakti yudha)
Hubungi :
021-7237113 - 021-7265362


manfaat gabus



Ikan gabus yang di kalangan masyarakat lebih dikenal dengan nama ikan kutuk ternyata mengandung banyak protein dan memiliki multi manfaat. Di antaranya menjaga vitalitas jasmani guna mengimbangi pekerjaan.
’’Di luar negeri satu porsi menu ikan gabus asal Indonesia setara dengan Rp 550.000. Sementara di Indonesia sendiri, ikan gabus belum dieksploitasi secara maksimum nilai ekonomisnya,’’ kata Ferry Widjaja, pemilik berbagai bisnis hiburan dan rumah makan di Salatiga maupun Semarang kepada Suara Merdeka kemarin.
Berdasarkan penelitian sejumlah koleganya di luar negeri, ia menyebutkan, persentase kandungan protein ikan gabus paling tinggi 58 persen dibanding ikan teri yang 33,4 persen, ikan pindang 28,5 persen, sarden 21,1 persen, ikan mas 16 persen. Selain itu ikan gabus juga mengandung albumin yang di dalamnya terdapat asam amino threonine dan tyrosine untuk mengatasi depresi.
Menurut Ferry, albumin diperlukan untuk menjaga sistem syaraf pusat, memainkan peran paling esensial untuk menjaga fungsi prostate laki-laki agar tetap sehat. Selain itu albumin juga mengandung praline yang bertujuan untuk menguatkan otot-otot jantung.
’’Kolega saya di luar negeri berpikir bahwa menjaga tubuh supaya kuat menghadapi depresi, jantung kuat dan prostate berfungsi sempurna adalah beberapa hal penting yang harus dijaga masyarakat yang berprofesi apa saja. Itu sebabnya, secara teratur saya mengonsumsi menu ikan ini,’’ kata Ferry Widjaja cukup dekat dengan sejumlah petani Rawapening Kabupaten Semarang ini.
Lebih Murah
Dibanding luar negeri, katanya, ikan gabus di Salatiga lebih murah dan tersedia dalam jumlah melimpah kendati cara memperolehnya tidak gampang. Hal ini lebih karena faktor kedekatannya dengan Rawapening sebagai habitat ikan gabus. Ia mengakui, ikan ini cukup liar dan sulit ditangkap.
Itu sebabnya untuk mendapatkan ikan gabus terlebih dulu harus memesan jauh hari sebelumnya. Karena sampai kini belum ada ikan gabus dari hasil tangkaran yang bisa memenuhi kebutuhan setiap saat.
Melihat kondisi seperti itu, ia berencana akan mengajak masyarakat untuk menangkarnya serta berusaha untuk memasarkannya ke sejumlah rumah makan. Ikan gabus atau kutuk yang hidup di air tawar ini memiliki banyak nama antara lain Aruan (Malaysia), Kocolan (betawi), Boyong, Bogo, Licingan (Banyumas), Kutuk (Jawa).
Sebagai ikan yang kaya albumin yang mengandung allisin untuk menurunkan kadar lemak dalam darah untuk mengurangi risiko stroke, serangan jantung dan penyempitan pembuluh darah.
Juga mengandung zat aktif allyl sulfide yang dapat menghambat pertumbuhan hormon pemicu tumbuhnya sel kanker. Bahkan bisa memperbaiki otot, otak dan sistem syaraf pusat serta sistem kekebalan tubuh.
suaramerdeka.com,27 Januari 2009.

lahirnya band deep purple

lahirnya band deep purple

Dipimpin oleh gitaris Ritchie Blackmore dan keyboardist Jon Lord, Deep Purple menggunakan unsur psychedelia dan classical dalam musik gaya bar-band mereka. Mereka memikat dunia dengan album berpengaruh Deep Purple in Rock, yang dipandang sebagai pelopor hard rock progresif. Dan di Fireball, mereka meningkatkan volume dan dengan Machine Head, mereka menaklukan dunia hard rock dan menantang Led Zeppelin dalam hal popularitas.

Deep Purple dibentuk tahun 1968 oleh Ritchie Blackmore pada gitar, Jon Lord pada organ Hammond, Rod Evans pada vokal, Nick Simper pada bass dan Ian Paice pada drum. Band meraih kesuksesan besar dengan men-cover "Hush" dari Joe South, yang muncul dalam album debut Shades of Deep Purple. Band mendapat pesanan untuk mendukung Cream dalam Goodbye Tour, namun segera diberhentikan karena mendapatkan sambutan luar biasa yang mengancam band utama. Tahun 1969, dua album sukses dirilis yakni The Book of Taliesyn dan Deep Purple, yang terdapat beberapa track yang diiringi symphony orchestra.

Setelah tiga album dan tur intensif di AS, Ian Gillan menggantikan Rod Evans dan Roger Glover menggantikan Nick Simper. Pergantian ini membentukan line-up Deep Purple yang paling beresensi. Begitu dibentuk, line-up baru ini membuat album live monumental Concerto for Group and Orchestra, komposisi tiga bagian yang ditulis Jon Lord dan dimainkan bersama London Philharmonic Orchestra di Royal Albert Hall. Bersama Five Bridges dari The Nice, Concerto tergolong kolaborasi awal antara band rock dengan orkestra.

Setelah album orkestra, Deep Purple membuat album berpengaruh, Deep Purple in Rock, yang dianggap sebagai musik hard rock progressive. Setelah itu mereka rilis Fireball dan Machine Head, album terkenal yang membawakan mereka ke puncak ketenaran dunia. Beberapa bulan kemudian, rekaman konser 2 pertunjukan mereka di Osaka dirilis dengan judul Made in Japan, sebuah album ganda live yang merupakan salah satu album live terbaik hingga hari ini. Line-up klasik ini juga menghasilkan Who Do We Think We Are, album yang menampilkan hit “Woman from Tokyo”.

Dengan ketenaran luar biasa yang dicapai, ketidak cocokan pun terjadi. Ian Gillan dan Roger Glover berpisah dengan Deep Purple dan posisi mereka diganti penyanyi baru David Coverdale dan bassist/vokalis Glenn Hughes dari Trapeze. Line-up ini membuahkan album heavy blues rock Burn, salah satu album tersukses Deep Purple. Hughes dan Coverdale menambahkan elemen R&B/soul kedalam musik band yang sangat terasa dalam album berikutnya Stormbringer. Ritchie Blackmore tidak menyukai sound ini dan meninggalkan Deep Purple untuk membentukkan Rainbow.

Dengan kepergian Blackmore, Deep Purple membuka lowongan besar yang kemudian diisi Tommy Bolin, gitaris Amerika yang sudah pernah bergabung dengan Zephyr, James Gang dan Billy Cobham. Penggabungan Bolin kelihatan ideal, akan tetapi album terbitan tahun 1975, Come Taste the Band, gagal. Album ini tidak disukai peggemar lama dan tidak sanggup menarik penggemar baru, dikarenakan sound yang agak jauh dari sound orisinil Deep Purple. Bolin ternyata belum siap mengisi sepatu besar Blackmore sehingga mendapatkan ejekan dari audiens dalam beberapa pertunjukan yang permainannya tidak stabil. Kecanduan dirinya atas heroin juga memperparah keadaan dan setelah tur traumatis Come Taste the Band, band bubar. Tidak lama setelah itu, Tommy Bolin meninggal dunia akibat overdosis heroin dalam perjalanan tur mendukung Jeff Beck.

Selanjutnya, beberapa anggota Deep Purple cukup berhasil dalam karir pribadi melalui band masing-masing antara lain Rainbow, Whitesnake dan Gillan. Sementara itu, sering ada upaya promotor untuk membentukkan kembali Deep Purple, terutama dengan kembalinya pasar hard rock pada dekade 1980an.

Deep Purple resmi dibentuk kembali pada April 1984. Pernyataan pembentukan kembali dilontarkan The Friday Rock Show BBC, bahwa line-up klasik awal 70an yang terdiri dari Blackmore, Gillan, Glover, Lord dan Paice telah dibentuk kembali dan mulai merekam materi baru. Band menandatangani kontrak dengan Polydor di Eropa dan Mercury di Amerika. Oktober 1984, Perfect Stranger dirilis dan didukung tur dari New Zealand sampai ke Eropa. Tur berjalan sukses dan sewaktu kembali ke Inggris, mereka bermain satu malam di Knebworth dengan dukungan Scorpions didepan 80.000 audiens.

Tahun 1987, line-up ini kembali membuat album The House of Blue Light dan mengadakan tur meskipun penjualan agak menurun. Beberapa show direkam untuk album live Nobody’s Perfect tahun 1988. Dan ditahun yang sama di UK, mereka rilis versi baru “Hush” untuk merayakan 20 tahun terbentuknya Deep Purple. Tahun 1989, Ian Gillan dipecat akibat ketidak-akuran dengan Ritchie Blackmore dan posisinya diganti bekas vokalis Rainbow Joe Lynn Turner. Line-up ini menghasilkan album Slaves and Masters dan sebuah tur.

Namun setelah tur, Turner dipecat dari band berhubung Jon Lord, Ian Paice dan Roger Glover menginginkan Ian Gillan kembali. Blackmore mengalah dan line-up klasik ini dibentuk kembali dan membuat The Battle Rages On pada tahun 1993. Selama tur Eropa musim gugur 1993 yang sukses, ketegangan antara Gillan dan Blackmore kembali muncul dan kali ini Blackmore yang hengkang. Band mengajak Joe Satriani untuk memenuhi show Desember di Jepang. Satriani bergabung hingga tur Eropa 1994 selesai dan sewaktu diajak untuk menetap di Deep Purple, dia menolak karena ingin meneruskan karir solo. Band kemudian mendapatkan Steve Morse, gitaris Dixie Dregs, untuk menjadi pengganti Blackmore yang permanen.

Line-up ini menikmati kesuksesan selama dekade 1990an dan menghasilkan album yang disambut hangat kritikus yakni Purpendicular (1996) dan Abandon (1998). Tahun 1999, Jon Lord, dengan bantuan seorang penggemar, menciptakan kembali Concerto for Group and Orchestra dan diselenggarakan kembali di Royal Albert Hall pada September 1999 dengan The London Symphony Orchestra. Konser mencakup karya dari karir solo setiap anggota maupun Deep Purple dan direkam dalam album In Concert with the London Symphony Orchestra tahun 2000. Beberapa tahun seterusnya, band menghabiskan waktu dalam perjalanan tur yang tiada hentinya hingga tahun 2002, sewaktu anggota pendiri Jon Lord (Jon Lord dan Ian Paice merupakan dua anggota yang menetap disetiap inkarnasi Deep Purple) menyatakan pengunduran diri dari Deep Purple untuk menjalankan proyek orkes pribadinya. Keyboardist veteran Don Airey, eks Rainbow dan Whitesnake, yang pernah membantu Deep Purple sewaktu Lord terluka tahun 2001, diajak bergabung. Tahun berikutnya, Deep Purple rilis album studio pertama dalam lima tahun terakhir, Bananas, dan mengadakan tur. Oktober 2005, 37 tahun setelah pembentukan Deep Purple, mereka rilis sebuah album yang progressive dan eksperimental, Rapture of the Deep, yang dianggap sebagai album terkuat sejak Purpendicular. Peluncuran album diikuti tur dunia.

Meskipun sering diasosiasikan dengan heavy metal, Deep Purple tidak pernah merasa diri sebagai band heavy metal. Akan tetapi, banyak band heavy metal menyatakan dipengaruhi Deep Purple. Deep Purple sering mengganti line-up dan merubah gaya main, namun kecanggihan permainan dengan line-up pemain handal tetap dipertahankan. Beberapa inkarnasi Deep Purple memberikan aspek jazz dan classical ke musik rock gaya mereka dengan menggunakan lagu sebagai sarana untuk memperpanjang solo instrumental.

Sampai hari ini, Deep Purple dengan mantap terus berkarya dalam studio dan melakukan tur keliling dunia sebagai salah satu band yang paling bertahan lama dalam sejarah rock.

Berbagai line-up dalam sejarah Deep Purple ditandai oleh band dan penggemar dengan serangkaian Mark contohnya Mark I, Mark II dan seterusnya. Mark VI dikosongkan karena era tersebut merupakan era sementara Joe Satriani mengisi posisi Ritchie Blackmore selama tur 1994 namun tidak menghasilkan album.